Sabtu, 27 Mei 2017

Rotary Evaporator


Gambar 1. Rotary Evaporator

Rotary evaporator merupakan alat yang biasa digunakan di laboratorium kimia untuk mengefisienkan dan mempercepat pemisahan pelarut dari suatu larutan. Alat ini menggunakan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik didihnya alat ini bekerja seperti alat destilasi. Pemanasan pada alat ini menggunakan penangas air yang dibantu dengan rotavapor akan memutar labu yang berisi sampel oleh rotavapor sehingga pemanasan akan lebih merata. Selain itu, penurunan tekanan diberikan ketika labu yang berisi sampel diputar menyebabkan penguapan lebih cepat. Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan pun menjadi lebih cepat terjadi. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan diubah kembali ke dalam bentuk cair.

Bagian-bagian rotary evaporator

Gambar 2. Bagian-bagian rotary evaporator

 Adapun bagian-bagian dari alat yang digunakan dalam proses rotary   evaporator yaitu sebagai berikut
a.    Water bath
Water bath merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan sampel dengan suhu yang dapat     diatur sesuai kebutuhan.  Dalam water bath terdapat beberapa bagian, yaitu :
        1.    Layar penampil suhu
        2.    Tombol Up/Down untuk menaik turunkan suhu
        3.    Tombol untuk mengatur suhu
Dalam hal ini juga ada hot plate yaitu alat yang digunakan untuk memanaskan water bath.
b.    Kondensor
Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan uap pelarut yang telah menguap. Dalam hal ini kondensor yang digunakan berbentuk spiral agar uap pelarut dapat dikondensasikan dan proses kondensasi berjalan dengan lancar. Di dalam kondensor juga terdapat selang-selang kecil yang berfungsi  sebagai tempat mengalir keluar uap gas yang tidak dapat terkondensasikan atau sering disebut gas liar/gas buang. Kondensor juga memiliki lubang yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya air dari mesin pendingin seperti terlihat pada gambar d ibawah ini
c.    Mesin pendingin
Mesin pendingin berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk  mendinginkan air yang akan dipompakan ke kondensor. Di atas alat ini terdapat dua selang yang berfungsi sebagai tempat masuk dan keluarnya air dari mesin pendingin ke kondensor  seperti terlihat pada gambar di bawah ini
d.    Tunkai atas dan tungkai bawah
tungkai bawah alat ini berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya labu sampel sedangkan tungkai atas alat ini berfungsi untuk mengatur kemiringan kondensor dan labu alas bulat.
e.    Labu alas bulat
Labu alas bulat tempat pelarut yang telah menguap dimana pada gambar ini juga terdapat ujung rotor yang berfungsi sebagai tempat bergantungnya labu alas bulat tempat pelarut yang telah menguap, sedangakn yang satunya merupakan labu alas bulat tempat sampel dan pelarut yang akan dipisahkan dalam hal ini juga terdapat ujung rotor yang berfungsi sebagai tempat bergantungnnya labu alas bulat sampel dan pelarut.
f.    Pompa vakum
          Pompa vakum yaitu alat yang digunakan untuk mengatur tekanan dalam  labu, sehingga mempermudah penguapan sampel.

C.    Cara Pengoperasian Alat Evaporator
Cara menggunakan alat ini harus sesuai dengan prosedur yang ada dimana langkah yang pertama yaitu :
1.  Menghidupkan alat, semua kabel disambungkan ke dalam saklar masing-masing. Pertama pendingin dihidupkan dengan menekan tombol On/Off untuk power dan On/Off untuk vakum, ditunggu beberapa saat hingga temperatur menunjukkan temperatur standar yaitu 25รข°C. Temperatur kemudian diatur dengan cara menekan tombol set kemudian mengatur suhu sesuai dengan yang diinginkan dengan menekan tombol Up/Down.
2.  Setelah suhu diatur, pasanglah labu sampel pada rotor penggerak dan labu destilat. Untuk memudahkan dalam melepas labu dioleskan vaselin pada bagian penghubung kedua benda, digunakan juga klip untuk memperkuat sambungan. Penangas air dinyalakan dengan menekan tombol On/Off dan suhu diatur dengan menekan tombol set dan Up/Down untuk mengatur suhunya sesuai dengan yang diinginkan. Rotavapor dinyalakan dengan menekan tombol On/Off dan kecepatan berputarnya diatur sesuai keinginan dengan memutar knop pemutar. Kemudian, pompa vakum dinyalakan.

Begitu pula untuk cara mematikan alat ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu  harus berurutan sesuai prosedur.
1.    matikan pompa vakum dengan menekan tombol On/Off. Setelah itu, matikan penangas air dengan perlahan-lahan menurunkan suhu penangas air secara bertahap.
2.       matikan rotavapor dengan menurunkan kecepatannya hingga rotor berhenti berputar.

3.   matikan pendingin dengan mengenbalikan suhu pendingin kembali ke suhu standar kemudian matikan dengan menekan tombol On/Off untuk power dan On/Off untuk pompa. Biarkan semua sampel yang telah dipisahkan turun ke dalam labu destilat. Kemudian labu destilat dan labu yang berisi sampel dilepaskan dari sambungan dengan kondensor.

Kit Hidrostatika dan Panas


1.      Kohesi dan adhesi
2.      Penerapan konsep kapilaritas
3.      Tekanan hidrostatik
4.      Bejana berhubungan
5.      Gejala gaya angkat ke atas dalam zat cair
6.      Hukum Archimedes
7.      Tenggelam melayang dan terapung
8.      Dongkrak / kompa hidrolik
9.      Pompa air
10.  Pengukuran suhu
11.  Pembuatan skala thermometer
12.  Kalor
13.  Wujud zat dan perubahaannya
14.  Suhu campuran
15.  Pemuaian zat padat
16.  Pemuaian volum zat cair
17.  Pemuaian gas
18.  Kalor yang mengiringi perubahan wujud zat
19.  Konduksi


LEMBAR KEGIATAN SISWA

I. DONGKRAK/KOMPA HIDROLIK

Langkah-langkah percobaan :
1.    Tekan piston siring 10 ml sampai semua piston masuk.
Terangkatkah piston siring 50 ml ?
2.      Sekarang tekan piston 50 ml. Bandingkan dengan langkah 1.
Manakah yang lebih ringan menekannya ?
3.      Ulangi langkah 1 dan 2 sampai kamu bisa membedakan piston mana yang lebih ringan pada saat piston tersebut ditekan.

Hasil Pengamatan.
Isilah dengan tanda √ pada kolom yang sesuai!

Piston yang Ditekan
Ringan
Berat
Piston siring 10 ml


Piston siring 50 ml




II. KONDUKSI

Langkah-langkah percobaan
1.      Nyalakan pembakar spiritus. Setelah nyala api stabil (± 20 detik), letakkan tepat di bawah ujung kedua batang pipa.
2.      Tekan tombol jam henti bersamaan dengan diletakkannya pembakar spiritus di bawah kedua ujung batang pipa. Catat waktu yang diperlukan sampai masing-masing tetesan lilin meleleh dan hasilnya isikan pada tabel.
3.      Setelah semua tetesan lilin meleleh, matikan api pembakar spiritus.
4.      Lap kedua batang pipa dengan kain basah sampai suhu kedua batang kembali seperti semula.
5.      Ulangi langkah percobaan 1 sampai 4 dengan menggunakan batang pipa tembaga dan pipa baja.
6.      Dari percobaan yang sudah kamu lakukan, bandingkan logam mana yang mempunyai daya hantar lebih besar ?

Hasil Pengamatan

Bahan
Waktu Lilin Meleleh (detik)
Jarak 5 cm
Jarak 10 cm
Jarak 15 cm













Kesimpulan

1.      Lilin yangpaling cepat meleleh yaitu lilin yang terdapat pada bahan ….
2.      Semakin cepat lilin meleleh berarti bahan tersebut memiliki daya hantar kalor paling….

3.      Urutan daya hantar kalor mulai dari yang terbesar adalah….., …… dan …..

Kit Optika

Kegiatan percobaan yang dapat dilakukan :

1.      Perambatan cahaya
2.      Pemantulan cahaya pada cermin datar
3.      Pemantulan cahaya pada cermin datar lipat
4.      Pemantulan cahaya pada cermin cekung
5.      Pemantulan cahaya pada cermin cembung
6.      Pemantulan cahaya pada kaca setengah lingkaran
7.      Pemantulan sempurna
8.      Pembiasan pada kaca plan-parallel
9.      Pembiasan pada lensa cembung
10.  Pembiasan pada zat cair
11.  Pembiasan pada lensa cekung
12.  Pembiasan pada lensa gabungan
13.  Bayangan oleh lensa cembung
14.  Jarak benda, jarak bayangan dan jarak titik api
15.  Penguraian cahaya
16.  Mata
17.  Cacat mata
18.  Lup
19.  Teropong bintang
20.  Mikroskop
21.  Ilusi optik


LEMBAR KERJA SISWA

I. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN DATAR

Langkah-langkah percobaan :

1.      Pindahkan cermin kombinasi dan gambarkan garis AB pada kertas HVS, (lihat Gambar 3). Letakkan kertas tersebut di atas meja optic. Letakkan kembali cermin kombinasi dengan permukaan datar berimpit dengan garis AB.
2.      Nyalakan lampu, arahkan sinar dating (sinar yang keluar dari diafragma) kea rah permukaan datar (dianggap sebagai cermin datar). Putar meja optic atau kertas agar sinar datang mrmbentuk sudut.
3.      Garislah jejak-jejak sinar pada kertas HVS.
4.      Matikan lampu, ambil kertas HVS dari meja optik. Buat garis tegak lurus pada garis vertical di titik O. Garis tegak lurus pada O itu disebut garis normal.
5.      Ukur besar sudut d dan p, lalu masukkan hasil pengukuran itu pada tabel hasil pengamatan
6.      Ulangi langkah 1 s/d no.5 untuk sudut datang yang berbeda.

Tabel Hasil Pengamatan

1.      a. Sudut datang (d) adalah sudut antara …….  dan …….
b. Sudut pantul (p) adalah sudut antara …….  dan …….
  
No.
Sudut datang (d)
Sudut pantul (p)
1


2


3


2.       





Kesimpulan
1.      Pada cermin datar sinar datang akan dipantulkan, sinar itu disebut …………
2.      Pada cermin datar besarnya sudut ……. sama dengan ……..

  
II. PENGURAIAN CAHAYA

1.      Nyalakan sumber cahaya. Atur letak prisma agar sinar yang keluar dari prisma (sinar bias) mengenai lipatan kertas.
2.      Atur kedudukan prisma (meja optik), sampai diperoleh penguraian cahaya pada lipatan kertas.
3.      Catat warna-warna pada lipatan kertas secara berurutan.
4.      Sambil memperhatikan sinar yang mengenai lipatan, putarlah prisma perlahan-lahan. Pertama-tama putar searah putaran jarum jam, kemudian kebalikannya. Amati apa yang terjadi. Tuliskan hasilnya pada bagian hasil pengamatan di bawah.
5.      Buatlah lipatan pada kertas di sepanjang sisi panjangnya. Atur posisi prisma sehingga salah satu sisi tegaknya menghadap tegak lurus terhadap sinar datang.
6.      Amati arah sinar bias. Gambarlah sinar bias dan letak sinar pada lipatan kertas. Terlihat jugakah warna-warna?

Kesimpulan
1.      Berkas cahaya sebelum mengenai prisma berwarna ……………
2.      Berkas cahaya setelah mengenai prisma diuraikan menjadi warna-warna …….


Kit Listrik dan Magnet

Kegiatan percobaan yang dapat dilakukan :

1.      Muatan listrik
2.      Rangkaian tertutup I
3.       Rangkaian tertutup II
4.      Rangkaian tertutup III
5.      Penghantar dan bukan penghantar
6.      Pengukuran kuat arus dan tegangan listrik I
7.      Pengukuran kuat arus dan tegangan listrik II
8.      Hokum Kirchoff
9.      Hukum OHM
10.  Hambatan penghantar
11.  Rangkaian hambatan seri
12.  Rangkaian hambatan parallel
13.  Perubahan energy listrik menjadi energy kalor
14.  Sekring sebagai pembatas arus listrik
15.  Daya listrik
16.  Gejala kemagnetan
17.  Kekuatan dan interaksi magnet
18.  Gabungan magnet
19.  Garis-garis gaya magnet I
20.  Garis-garis gaya magnet II
21.  Medan magnet disekitar kawat berarus
22.  Medan magnet disekitar kumparan berarus
23.  Electromagnet
24.  Gaya Lorenzt
25.  Motor listrik
26.  GGL induksi elektromagnetik
27.  Generator listrik
28.  Transformator (Trafo)


       LEMBAR KERJA SISWA

I. MUATAN LISTRIK

1.      Gosok batang plastic pvc (warna abu-abu) yang tergantung dengan wol sehingga agak hangat (gosoklah dengan 1 arah)
2.      Lakukan hal yang sama pada batang plastic pvc
3.      Kemudian dekatkan ujung-ujung kedua batang plastic pvc tersebut (jangan bersentuhan), amati apa yang terjadi
4.      Isi hasil pengamatan pada tabel pengamatan
5.      Lakukan langkah 1 s/d 4 tetapi menggunakan batang plastic pvc dan batang plexiglass
6.      Lakukan langkah 1 s/d 4 dengan menggunakan dua batang plexiglass

HASIL PENGAMATAN
Batang

Hasil Pengamatan

Yang digantung
Yang didekatkan
Tarik-menarik
Tolak-menolak
Pvc
Pvc
...
...
pvc
Plexiglass
...
...
Plexiglass
Plexiglass
...
...

Kesimpulan
Isilah titik-titik berikut dibawah ini
1.      Muatan yang sejenis akan…
2.      Muatan yang berlainan jenis akan…


II. GABUNGAN MAGNET

1.      Dekatkan magnet sedikit demi-sedikit secara perlahan, sampai batang tertarik. Tandai letak ujung magnet dengan pensil
2.      Ukur jarak dari garis horizontal ke tanda tersebut. Catat hasilnya pada tabel
3.      Ambil satu buah magnet lagi kemudian tempelkan
4.      Lakukan langkah 1 dan 2
5.      Ubah susunan magnet, gunakan selotif agar magnet menyatu
6.      Lakukan langkah 1 dan 2

Hasil pengamatan
Posisi
                 Banyaknya paku yang ditarik magnet
1 magnet
...
2 magnet, susunan a
...
2 magnet, susunan b
...

1.      Dari ketiga tabel diatas
Dari ketiga susunan tersebut, yang manakah yang jaraknya paling jauh? Apa yang ditunjukkan oleh jarak tersebut ?Adakah hubungannya dengan kekuatan magnet
2.      Susunan yang manakah yang memiliki gaya magnet paling kuat
3.      Jelaskan bagaimana pengaruh susunan magnet mempengaruhi kekuatan magnet


III. TRANSFORMATOR

1.      Hidupkan catu daya (ON)
2.      Tutup saklar (posisi 1), kemudian ukur tegangan pada kumparan primer dan sekunder dengan menggunakan multimeter. Catat hasilnya kedalam tabel hasil pengamatan
3.      Buka saklar (posisi 0), kemudian ubah tombol tegangan keluaran catu daya menjadi 6 volt AC
4.      Lakukan seperti langkah 2, dan catat hasilnya kedalam tabel pengamatan
5.      Tukar tempat kumparan 1000 lilitan dengan kumparan 250 lilitan
6.      Ulangi langkah 3 dan 4 dengan megubah tombol tegangan keluaran catu daya pada 9 dan 12 volt AC.

Hasil pengamatan
Tegangan catu daya
N primer (NP)
N sekunder (NS)
VP (V)
VS(V)
NP/NS
VP/VS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
3 volt
500
1000
...
...
...
...
6 volt
500
1000
...
...
...
...
9 volt
500
250
...
...
...
...
12 volt
500
250
...
...
...
...